Apa saja yang harus di syukuri? (yang pasti lebih banyak dari yang di bawah ini)
1. Hidayah dan Istiqamah
Makin dekat dengan akhir zaman. Kata Rasulullah SAW orang semakin cepat berubah. Pagi beriman, sore nya kafir. Setiap detik kesadaran kita, nasihat nasihat yang kita dapatkan, tanda tanda peringatan yang lewat sekelebat di depan mata kita, yang selalu menjaga diri kita untuk tetap beriman, adalah hidayah. Bersyukurlah dengan cara beristiqamah, berteguh hati dengan kebenaran. Jangan biarkan hati kita berpaling pada kebathilan.
2. Taubat yang masih diterima
Allah menciptakan pintu taubat, sebesar perjalanan selama 70 tahun, dari ujung ke ujungnya, kata Rasulullah SAW. Dan pintu itu masih terus terbuka sampai matahari terbit dari barat nanti, saat hari kiamat tiba. Perbaiki lah diri ini.
3. Hidup dan Kesehatan
Masih hidup dan sehat saja, sudah mahal harganya. Namun kedua hal ini lah yang sering kita lupa syukuri (ngaku lo!). Mulailah membuka mata setelah tidur malam nanti dengan Alhamdulillah. Miliaran dolar terpaksa dikeluarkan jutaan orang lain untuk memperbaiki kesehatannya yang memburuk. Di saat yang sama kita menikmatinya secara gratis.
4. Jiwa dan Kesadaran
Jiwa yang dekat dengan kita tetapi selalu misterius ini sekarang masih ada dalam kendali kita. Orang yang jiwanya sakit, tak bisa lagi mengendalikan kehendak jiwa dan tubuh fisiknya. Masing – masing berjalan dengan sendiri – sendiri. Orang lain menyebutnya gila. Kita menyebutnya musibah. Jiwa yang memiliki kesadaran adalah kemewahan yang harus terus menerus disyukuri.
5. Rezeki dan Kemurahan hati
Salah satu ciri orang yang bertaqwa, disebutkan oleh Allah di dalam Al Qur’an, ialah mereka yang selalu berfikir untuk segera menginfaqkan sebagian rezeki yang diterimanya. Ketika menerima rezeki dalam bentuk apapun, selalu yang pertama kali dipikirkan bukan mau membelanjakan apa, tetapi mau di infaqkan kemana. Sisanya baru dia gunakan untuk keperluan dirinya, dan keluarganya. Bukan terbalik.
6. Pasangan Hidup dan Kesetiaan
Bila di antara kalian ada yang sudah dikaruniai oleh Allah suami atau istri, pantas untuk tersenyum. Bayangkan, kalau diri kita lengkap dengan tubuh fisik, ruh, emosi dan akal saja, dihargai dengan uang bikinan manusia, kira – kira berapa harganya? 10 juta triliun? Jauh lebih mahal dari itu. Hoy! Allah memberiikan kita jodoh seorang manusia lain, yang ditakdirkan hidup bersama kita. Kita yang akan memutuskan, keberpasangan kita, yang mau dibawa kemana? Sekedar bercapai capai berumah tangga, atau membidik kebahagiaan yang tak akan berakhir di akhirat nanti?
7. Anak – anak dan Cita – cita
Mensyukuri anak anak yang dikaruniakan oleh Allah kepada kita, seyogiannya disertai dengan perasaan was was karena khawatir tidak mampu menjalankan amanah sebagaimana yang diberikan Allah kepada kita lewat kehadiran anak ana. Bukalah lembaran – lembaran Al Qur’an. Pelajari kehidupan Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Hanya dari kedua sumber itulah kita bisa akan menemukan cara terbaik membesarkan anak anak kita. Sumber sumber lainnya hanya layak dipelajari sebagai tambahan belaka, bukan sumber utama.
8. Tetangga, Keluarga besar, dan Silaturrahim
Allah mentakdirkan kita tinggal dilingkungan ini. Banyak kekurangannya, namun masih lebih banyak yang bisa disyukuri. Cobalah diinventarisasi ke kanan dan ke kiri. Jauh lebih banyak orang yang hidup di lingkungan bertetangga, dan keluarga besar yang lebih tidak menyenangkan dibandingkan kita. Syukurilah dengan bersilaturrahim, saling memberi hadiah, saling memberi salam dan mendo’akan serta saling menasihati. Ajaklah mereka sesering mungkin kepada kebaikan (Al Ma’ruf) dan jagalah mereka dari keburukan (Al Munkar). Mudah – mudahan keberkahan Allah lebih banyak tercurah kepada kita, orang orang di sekitar tempat tinggal kita dan para sahabat kita.
9. Berbagai Kejadian dan Hikmahnya
Beberapa hari sesudah kota Jogja dilanda gempa bumi yang superr pada bulan Mei 2006 silam, sebuah spanduk besar terbentang di beberapa sudut kota yang masih porak poranda. Bunyi spanduk itu menggentarkan hati, sekaligus menenangkan jiwa, “Gusti Allah, kami ikhlas menerima ketetapanMu ini …”
Betapa ajaib cara berfikir seorang mukmin, kata Rasulullah SAW, jika mendapatkan rezeki ia bersyukur, dan jika mendapat musibah ia bersabar, keduanya adalah kebaikan.
Kata orang betawi, orang yang beriman kepada Allah, Rasul-Nya dan Hari Kiamat itu, “Kagak ada matinye!”
Sumber : Majalah ALIA – Mei 2008, hlm. 21-22 (Oleh : Nurul Rizka)
*dengan banyak perubahan*
0 Pandangan:
Posting Komentar