18.12.11


Kita menuntut sesama manusia untuk ‘tahu diri’ dan berterimakasih kepada kita. Bagaimana dengan kita sendiri? Pandaikah kita berterimakasih dan bersyukur kepada Allah Ta’ala yang menciptakan dan memelihara hidup kita?
“idiiihh, lo gatau diri amat!”. Ucapan pedas itu  akan sangat menyakitkan jika ditunjukkan kepada kita jangan sampai…. Tapi terkadang sebagian kita beranggapan, memang ada orang tertentu yang pantas diberi ucapan pedas begitu.

Masalahnya, jika ada tamu yang datang dari luar kota yang menginap di rumah kita. Waktunya para penghuni rumah sudah bangun dan bekerja membersihkan rumah, saat si Tamu masih ngorok, ngiler, garuk garuk kepala atau pantat di dalam kamarnya, sampai matahari tinggi.

Satu , dua hari masih bisa diterima, kalau seminggu masih begitu?!

Lalu bangun tidur si Tamu langsung buka lemari makan sendiri. Mengeluarkan makanan, lalu duduk sambil duduk sila di kursinya. (kebiasaan lesehan kali yah.. hihiihii) yang dengan enak melahap makanan itu langsung ke mulutnya. Yang kemudian menyuruput air kopi yang seharusnya untuk si Tuan Rumah.

Lalu sesudah itu, pergi ke ruang tamu. Setelah semuanya melakukan kegiatan masing masing. Mengganti ganti chanel tv seenaknya. Yang padahal si anak tuan rumah sedang menonton acara kartun kesukaannya.
Sesudah itu karna bosan, pergi ke teras lalu mengambil Koran yang baru dilempar oleh loper Koran, yang si Koran tersebut belum dibaca oleh Tuan Rumah-nya.


Karna kebanyakan makan, si Tamu pergi ke Kamar Mandi,lalu buang hajat. Nangkring selama kurang lebih satu jam setengah, dan saat keluar lupa menutup pintu, dan keluar lah bau sedap seruangan kamar mandi. Dan ternyata saat ada yang mau masuk kamar mandi melihat ada yang tergenang di kloset.

Lalu pergi ke luar rumah, meminjam sepeda motor milik Tuan Rumah, dan bilang akan pergi agak malam. Dan anaknya yang baru pulang dari tempat les di sebelah rumahnya, berniat akan pergi menghadiri acara ulangtahun temannya, dan mau menggunakan motor, tetapi taunya, si motor sedang digunakan.

Lalu saat jam 9 malam lebih, terdengar suara bel berbunyi. Si Tamu baru saja pulang. Meminta untuk dubukakan pagar.

Setelah memasukan motor ke garasi, dia lalu masuk ke dalam rumah. Dan mengetahui para penghuni rumah sudah pada terlelap, dia mengambil kesempatan untuk menonton film drama india, yang tadi di beli saat melintasi toko CD. Dan menontonnya sampai shubuh, jam 3 pagi lebih.

Lalu setelah puas menonton, dia ke kamar. Lalu ngorok + ngiler lagi, sampai matahari sudah meninggi.
Mungkin sebagian dari kita berfikir, tamu seperti ini pantas diberi kata kata pedas seperi di atas, atau bahkan lebih pedas, bahkan pedih dan mengilukan hati. Dan kalau perlu di usir saja. Kata sebagian dari kita yang lain lagi.

Sayangnya, sebagian besar manusia memang sedikit banyak yang punya kelakuan seperti itu.
Hah? Yang benar? Siapa? Dimana?

Sebagian besar kita manusia, memang begitu. Coba bayangkan. Kita ini sebenarnya tamu – tamu yang menumpang tinggal sementara di propertinya Allah yang berupa bumi dan alam semesta ini.

Tanpa kita minta, Allah Al Kholiq (Yang Maha Mencipta Segala Sesuatu dari Ketiadaan) memutuskan kita lahir sebagai manusia.

0 Pandangan:

Posting Komentar