Kita menuntut sesama manusia
untuk ‘tahu diri’ dan berterimakasih kepada kita. Bagaimana dengan kita
sendiri? Pandaikah kita berterimakasih dan bersyukur kepada Allah Ta’ala yang
menciptakan dan memelihara hidup kita?
“idiiihh, lo gatau
diri amat!”. Ucapan pedas itu akan
sangat menyakitkan jika ditunjukkan kepada kita jangan sampai…. Tapi terkadang
sebagian kita beranggapan, memang ada orang tertentu yang pantas diberi ucapan
pedas begitu.
Masalahnya, jika ada
tamu yang datang dari luar kota yang menginap di rumah kita. Waktunya para
penghuni rumah sudah bangun dan bekerja membersihkan rumah, saat si Tamu masih ngorok, ngiler, garuk garuk kepala atau
pantat di dalam kamarnya, sampai matahari tinggi.
Satu , dua hari masih
bisa diterima, kalau seminggu masih begitu?!
Lalu bangun tidur si
Tamu langsung buka lemari makan sendiri. Mengeluarkan makanan, lalu duduk
sambil duduk sila di kursinya. (kebiasaan lesehan kali yah.. hihiihii) yang
dengan enak melahap makanan itu langsung ke mulutnya. Yang kemudian menyuruput
air kopi yang seharusnya untuk si Tuan Rumah.
Lalu sesudah itu,
pergi ke ruang tamu. Setelah semuanya melakukan kegiatan masing masing.
Mengganti ganti chanel tv seenaknya. Yang padahal si anak tuan rumah sedang
menonton acara kartun kesukaannya.
Sesudah itu karna
bosan, pergi ke teras lalu mengambil Koran yang baru dilempar oleh loper Koran,
yang si Koran tersebut belum dibaca oleh Tuan Rumah-nya.
Karna kebanyakan
makan, si Tamu pergi ke Kamar Mandi,lalu buang hajat. Nangkring selama kurang
lebih satu jam setengah, dan saat keluar lupa menutup pintu, dan keluar lah bau
sedap seruangan kamar mandi. Dan ternyata saat ada yang mau masuk kamar mandi
melihat ada yang tergenang di kloset.
Lalu pergi ke luar
rumah, meminjam sepeda motor milik Tuan Rumah, dan bilang akan pergi agak
malam. Dan anaknya yang baru pulang dari tempat les di sebelah rumahnya,
berniat akan pergi menghadiri acara ulangtahun temannya, dan mau menggunakan
motor, tetapi taunya, si motor sedang digunakan.
Lalu saat jam 9 malam
lebih, terdengar suara bel berbunyi. Si Tamu baru saja pulang. Meminta untuk
dubukakan pagar.
Setelah memasukan
motor ke garasi, dia lalu masuk ke dalam rumah. Dan mengetahui para penghuni
rumah sudah pada terlelap, dia mengambil kesempatan untuk menonton film drama
india, yang tadi di beli saat melintasi toko CD. Dan menontonnya sampai shubuh,
jam 3 pagi lebih.
Lalu setelah puas
menonton, dia ke kamar. Lalu ngorok + ngiler lagi, sampai matahari sudah meninggi.
Mungkin sebagian dari
kita berfikir, tamu seperti ini pantas diberi kata kata pedas seperi di atas,
atau bahkan lebih pedas, bahkan pedih dan mengilukan hati. Dan kalau perlu di
usir saja. Kata sebagian dari kita yang lain lagi.
Sayangnya, sebagian
besar manusia memang sedikit banyak yang punya kelakuan seperti itu.
Hah? Yang benar?
Siapa? Dimana?
Sebagian besar kita
manusia, memang begitu. Coba bayangkan. Kita ini sebenarnya tamu – tamu yang
menumpang tinggal sementara di propertinya Allah yang berupa bumi dan alam
semesta ini.
Tanpa kita minta,
Allah Al Kholiq (Yang Maha Mencipta Segala Sesuatu dari Ketiadaan) memutuskan
kita lahir sebagai manusia.
0 Pandangan:
Posting Komentar